Selasa, 15 September 2015

Otak - tubuh

Diamnya orang mengerti lebih baik dari ngomongnya orang-orang yang bodoh, dan ngomongnya orang yang mengerti paling baik diantara semua omongan.Maksimalkan omongan yang penuh dengan kengertian terhadap suatu masalah.Berikan kebebasan bagi OTAKmu untuk berfikir dan TUBUHmu untuk bertindak
Budaya Protes tanpa solusi atau budaya diam tak bersolusi menjadi marak dikalangan akademisi dan praktisi terutama di lingkup pendidikan.Keengganan tersebut boleh jadi diakibatkan oleh penanaman pada masa Ordenya atau Orde sebelumnya.Independensi dalam menyampaikan pendapat belum bisa di rasakan.Masih ada rasa takut dan enggan akibat konsep lama yang masih kental mendarah daging dalam angan-angan fikiran rata-rata akademisi atau teknisi, termasuk pelajar.Kalau dia belum sempat menemuinya, peran utama orang tua dan keluarga yang pernah menemuinya menurun ke mental seorang akademisi atau teknisi.Penanaman Larangan ini yang tertanamkuat dalam diri pelajar atau akademisi.Sehingga anak cenderung takut mengambil resiko yang akhirnya takut juga dalam mengungkapkan ide.Dilarang, Jangan, ngga’ boleh, nggak usah neko-neko, dsb inilah yang mematikan  Independence of character seseorang.Terlalu banyak kata-kata larangan menjadikan pelajar takut akan resiko.Dan akhirnya kata resiko menjadi raksasa dalam pikiranya dan tertanam kuat pada pola pikir pelajar.Semakin besar resiko, semakin besar pula hasilnya jika itu berhasil.Itulah yang seharusnya ditanam dalam fikiran seseorang anak.Tapi ingaaat fikir sekali lagi cah bagus/cah ayu.Independence dibawah kontrol yang kuat perlu diterapkan dalam keluarga.Selain itu sebagai pendukung perlu penanaman pendidikan moral lewat bimbingan-bimbingan Agama atau budi pekerti untuk memperkecil penyimpangan yang dilakukan anak.Resiko (masalah) pada hakikatnya adalah sesuatu yang harus dihadapi, bukan untuk dilupakan dan ditinggalkan serta pasti ada dalam setiap keputusan atau tindakan.Jika tak mau beresiko ya jangan bertindak (move).Jadi menanamkam keberanian anak harus melalui pemberian kebebasan terhadap anak untuk bertindak atau mengambil keputusan.

Pola pendididkan Lembaga Pendidikan yang mengacu pada konsep lama masih banyak ditemui dalam lembaga-lembaga pendidikan tertentu.Sentralisasi dan otoritas pengajar menjadi pemicu utama kebiasaan pasif pelajar.Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya Liberalisme-pragmatis yang menjadi pedoman atau prinsip masyarakat pelajar sekarang.Liberalisasi-pragmatik inilah yang membuat seseorang mau bicara atau tidak, terpaksa memberi solusi, kritikan, pengakuan atau tidak.Bukannya salah jika mengkritisi tetapi solusi terhadap kritikan itu yang lebih penting.Problem solving harus menjadi prioritas utama dari setiap pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar